home_tegal Home

Nabi Tercinta Kami

Diposting pada: 2024-06-23, oleh : Administrator, Kategori: Catatan Murid

 

Nabi tercinta kami adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi kami adalah nabi terakhir. Wahyu pertamanya adalah surat Al-Alaq ayat 1-5. Nabi Muhammad lahir pada tahun gajah, 571 masehi, 12 rabiul awal, di Mekkah, saat pasukan gajah Abrahah yang hendak menghancurkan Ka’bah diserang oleh burung Ababil dengan kerikil dari neraka.

 

Sebelum lahir, ayah nabi Muhammad yang bernama Sayyid Abdullah meninggal. Ibu Nabi Muhammad yang bernama Siti Aminah, juga  meninggal pada saat nabi Muhammad berumur 6 tahun. Sehabis pulang dari berziarah ke makam Abdullah. Nabi Muhammad pun diurus oleh kakeknya, Abdul Muthalib. Saat umur Nabi Muhammad mencapai 12 tahun, kakeknya meninggal.

Nabi Muhammad pun diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Nabi Muhammad berdagang dan menggembala hewan ternak tetangga dengan pamannya. Ia sering bekerja membantu orang lain. Dari kecil, ia sudah seperti orang dewasa. Ia juga tidak pernah berbohong.

Saat nabi Muhammad sedang berdagang dan menggembala, ia bertemu Siti Khodijah yang saat itu belum dikenalnya. Siti Khodijah membeli hampir setengahnya dagangan Nabi Muhammad. Saat melayani Khodijah, Nabi Muhammad bersikap sangat sopan dan jujur. Siti Khodijah pun tergugah dengan sikap nabi Muhammad.

Mereka jatuh cinta dan saat Nabi Muhammad berumur sekitar 25 tahun beliau menikahi Siti Khodijah. Mereka pun hidup bahagia, sampai Siti khodijah meninggal. Dan sampai nabi Muhammad meninggal, beliau mempunyai 5 anak dan 9 istri. Salah satu anaknya bernama: Sayyidah Fatimah Az-Zahra, anaknya yang terakhir. Nabi menikahkan Fatimah dengan Ali bin Abi Thalib. Fatimah mempunyai anak yang bernama: Hasan dan Husein.

Nama lain Nabi Muhammad adalah Al-Amin atau yang terpecaya. Nabi Muhammad dikenal amanah karena beliau tidak pernah mengingkari perintah orang lain, termasuk Allah. Haji terakhir Nabi disebut Haji Wada. Nabi wafat pada umur 63 tahun.

Sebelum wafat, Nabi Muhammad menujuk Imam Ali atau Ali bin Abi Tholib sebagai penerusnya di Ghadir Khum sepulang dari haji wada. Saat beliau menunjuk Imam Ali, Nabi Muhammad berdo’a: “Ya Allah, cintailah orang-orang yang mencintai Ali,  dan musuhilah orang-orang yang memusuhi Ali.”

(Freishya  dan  Luthfia, murid kelas 7 SMP Bahtera)


Print BeritaPrint PDFPDF

Berita Lainnya :

Tinggalkan Komentar


Nama *
Email * Tidak akan diterbitkan
Url  masukkan tanpa Http:// contoh :www.m-edukasi.web.id
Komentar *
 Masukkan kode diatas
 

Ada 0 komentar untuk berita ini