home_tegal Home

Mendaki Gunung Lewati Lembah [Asyifa]

Diposting pada: 2024-09-26, oleh : Administrator, Kategori: Catatan Murid

Ya seperti lagu film kartun yang sering di putar di stasiun tv yang dulu. Ninja Hatori. Mendaki gunung lewati lembah . Siswa siswi SMP Bahtera akan hiking ke Curug Bugbrug. Semuanya ikut, kecuali teman kami yang bernama Amir. Sayang sekali mereka tidak bisa ikut. Kami kumpul di sekolah jam 07.00 WIB.

Sebelum berangkat kami diberi pengarahan dan penjelasan dulu oleh pak beben dan pak budi. Murid murid dibagi menjadi 12 kelompok. Dan tentu perempuan dan laki laki dipisah. Masing masing kelompok ada pembimbingnya. Para guru. Dari sekolah kami naik bus menuju kesana. Ada 2 bus. Perjalanan kesana lumayan jauh. Ternyata di bus satu semuanya murid laki laki. Tidak ada murid perempuan. Ya karena memang di SMP Bahtera ini mayoritas laki laki dan murid perempuannya sangat sedikit. Belum jauh dari sekolah sudah ada yang menawarkan makanan. Di bus ini guru yang ada hanya ibu ai. Guru bahasa indonesia di kelas 8 dan kelas 9.

Tidak terasa kami sudah sampai ditempat tujuan. Kami pun turun dan mulai mengabsen lalu berbaris sesuai dengan kelompok masing masing dan pembimbingnya. Saya sekelompok dengan teman sekelas saya Afifah, Luthfia (8), Putri (7). Guru pembimbingnya adalah Bu Selvi. Setelah itu kami pun mulai berjalan. Baru beberapa langkah kami sudah bertemu dengan tanjakan. Dan tanjakan luar biasa sekali. Kami mendaki. Cukup lama juga.

Sesampainya di atas, kami semua langsung duduk meluruskan kaki. Ini baru awal perjalanan sudah capek duluan. Ternyata dibelakang kami ada para ibu guru yang juga ikut berjalan. Kami pun memberi semangat kepada mereka. Istirahat selesai. Kami lanjut berjalan. Jalannya berdebu. Untung kami sudah memakai masker. Tidak lama kami keluar dilapangan yang bisa dibilang sangat luas. Indah. Tapi kami harus tetap melanjutkan perjalanan. Dan ternyata harus bertemu dengan tanjakan lagi. Tapi kali ini tanjakannya pendek. Kami melewati padang rumput yang sangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaat luas. Ada peternakan sapi juga. Saya, Afifah, dan Bu Selvi sempat berfoto dan selfie. Lalu kami lanjut berjalan dan melewati perkampungan. Sesekali berhenti untuk beristirahat dan minum.

Singkat cerita, kami tiba di pos 1. Ada mesjid. Kami beristirahat bersama sama. Ada yang makan, minum, duduk duduk saja dll. sebelum kami melanjutkan perjalanan kami sempat berfoto. Beberapa kali jepret dan akhirnya kami pun melanjutkan perjalanan kami. Mendaki, menurun, jalan sempit, kanan kiri jurang. Tapi kami tetap bersemangat. Dengan hati hati kami melewati jalan itu bersama sama.

Lalu, kami tiba di dataran  yang kecil. Kami duduk lagi disana sambil menunggu guru guru yang lainnya datang. Kami bermain games dengan menggunakan koran. Jadi semua anggota kelompok harus masuk kedalam koran itu. Terserah bagaimana pun caranya. Murid laki laki saling menggendong satu sama lain. Sedangkan kelompok saya merobek koran itu sehingga menjadi lingkaran dan kami pun masuk kedalamnya. Sayangnya korannya robek dan harus mengulang lagi. Kelompok pertama yang selesai boleh jalan duluan. Saya dan teman-teman tidak menyerah terus mencoba.

Ternyata  Bu Selvi ini sangat suka selfie. Setiap ada pemandangan yang bagus kami berfoto. Oh iya sebelumnya kami melewati kebun teh. Sangaat indah. Kami sempat berhenti disana dan mengambil beberapa foto. Perjalanan dilanjutkan. Melewati jalan yang licin, terjal, sangat mengerikan. Ada beberapa murid yang jatuh. 

Masih jauh ternyata dari dataran itu ke air terjunnya. Kami berjalan beriring-iringan. Tidak lupa berfoto. Tidak berapa lama kemudian suara air terjunnya mulai terdengar. Menambah semangat kami untuk berjalan dan cepat sampai pada tempat itu. Jalan turun menuju air terjunnya sangat mengerikan. Turunan yang licin. Saya sempat terjatuh sekali. Penuh perjuangan untuk sampai ketempat itu.

Setelah melewati rintangan yang ada kami pun sampai disambut dengan guru-guru dan teman teman yang sudah lebih dulu sampai. Mereka sedang bermain air. Saya melepas sepatu dan kaos kaki saya lalu ikut bergabung untuk bermain air. Ternyata airnya sangat dingin. Akhirnya saya tidak jadi turun hanya melihat lihat saja. dan mengagumi keindahan alam itu. Guru guru sedang menyiapkan makan siang. Dengan ngaliwet. Tidak lama setelah itu kami mau berfoto tapi harus masuk kedalam air.

Dengan terpaksa selangkah demi selangkah saya berjalan memasuki air. Dan sialnya ada teman teman yang iseng menyiramkan air. Sangat dingiin. Selesai berfoto, buru buru saya keluar dari air. Tapi terlambat. Teman teman lebih cepat menyiram air kepada saya. Dan basah kuyup sudah. Semuanya juga kena. Kami buru buru berganti baju karena sangat dingin. Kamar mandi disana hanya ada satu. Dan kami harus bergantian memakainya. Seusai berganti baju kami pun makan bersama diatas daun pisang. Tradisi sunda. Ngaliwet. Penuh kebersamaan. Ada yang berfoto juga ternyata. Makanan di atas daun pisang ini semuanya harus habis. Kami pun berusaha untuk menghabiskannya bersama. Daun pisang sudah bersih. Tidak ada makanan yang tersisa. Kami pun sempat bersantai sebentar.

Tak lama kemudian kami akan melakasanakan shalat dzuhur berjamaah. Dzuhur dan ashar dijamak. Karena perkiraan kami akan tiba disekolah jam 5 sore. Setelah selesai shalat dan berdoa. Usmif akan berkultum. Baru sebentar tiba tiba hujan turun. Dan hujannya tidak tanggung tanggung. Langsung deras. Kami pun mencari tempat berteduh. Untung saja ada saung saung dekat situ. Kami pun berlindung. Cukup lama juga menunggu hujan reda. Sangat dingiin. Ada yang sibuk mengobrol, melamun, dan masih ada juga yang sempat sempatnya selfie dalam keadaan seperti itu.

Hujan berhenti. Kami pun mulai berjalan pulang. Melewati jalan pintas. Ada beberapa anak yang membantu untuk mengangkat barang barang. Jalan yang kami lewati sekarang menjadi licin. Yang awalnya tanah menjadi lumpur. Becek. Kami sangat berhati hati. Tidak lama kemudian bus yang kami tumpangi tadi sudah kelihatan. Kami naik dan mencari tempat duduk.

 Lalu menunggu sampai akhirnya bus berjalan. Diperjalanan sangat macet. Bus 2 yang kami tumpangi akhirnya memutar balik melewati tol. Lama sekali. Saya tertidur. Ketika bangun ternyata belum sampai juga. Ternyata ada yang berdebat di bus ini. Perdebatan hanya main-main saja. Tentang kereta api. “Gejes gejes” nya berapa kali dari Bandung ke Surabaya. Yang benar saja kita akan menghitung berapa banyak bunyi “gejes gejes” itu. Yang berdebat adalah Ali ( kelas 8) dan Veka (kelas 7). Kami tertawa melihat mereka bedua berdebat. Tidak terasa sudah hampir tiba disekolah. Ketika sampai kami buru buru turun.

Ternyata lumayan capek juga duduk terus. Saya mengira bahwa bus 1 belum tiba. Ternyata mereka sudah tiba lebih dulu. Dan ada juga yang sudah pulang. Ada beberapa anak yang masih menunggu jemputan. Ada juga yang langsung pulang kerumahnya, karena jarak rumah dan sekolah tidak jauh. Saya, adik, dan sepupu sepupu saya menunggu cukup lama sampai kami dijemput.

Sudah hampir memasuki waktu maghrib. Tinggal beberapa orang yang menunggu disekolah. Beberapa menit kemudian datanglah mobil yang sudah kami tunggu. Dan kami pun pulang dan beristirahat.

Asyifa Nurul Muazda adalah murid kelas 9 SMP Bahtera


Print BeritaPrint PDFPDF

Berita Lainnya :

Tinggalkan Komentar


Nama *
Email * Tidak akan diterbitkan
Url  masukkan tanpa Http:// contoh :www.m-edukasi.web.id
Komentar *
 Masukkan kode diatas
 

Ada 0 komentar untuk berita ini