Selasa, 7 Mei 2013, aku berangkat pukul 06.15 dari rumah, untung saja aku tidak terlambat sampai ke sekolah. Pada pagi itu, sekolah sangat sepi tapi beruntung sudah ada beberapa teman-temanku di sana. Pak Ahsa memintaku dan teman-teman lainnya untuk masuk ke kelas tujuh karena akan ada penjelasan lebih lanjut tentang field trip ini. Sambil menunggu Pak Miftah dan teman-teman yang lainnya datang, aku menyimak penjelasan dari guru-guru sambil bermain handphone dengan Tazkya. Rute yang akan kami lewati adalah dari titik nol kota Bandung, berjalan ke Hotel Savoy Homan, lalu melewati Gedung Merdeka, lalu melihat penjara Soekarno saat ditahan di Bandung, lalu berhenti sejenak di Kantor Pos, dan berakhir di Masjid Raya Bandung.
Sekitar pukul 08.30, kami semua berangkat ke titik nol kota Bandung menggunakan mobil sekolah. Tak disangka mobil yang saya tumpangi bannya kempes sebelah. Tapi untungnya, saya dan teman-teman satu mobil, bisa selamat sampai tujuan. Sesampainya disana, kami berfoto bersama yang katanya untuk keperluan akreditasi, setelah itu kami diberikan sedikit penjelasan tentang bagaimana pindahnya Ibu Kota Propinsi Jawa Barat dari Dayeuh Kolot ke Bandung. Setelah itu, kami lanjut berjalan kaki ke Hotel Savoy Homan. Konon, katanya itu adalah Hotel pertama di Bandung dan itu pernah dipakai oleh perwakilan-perwakilan negara pada saat dilaksanakannya Konferensi Asia-Afrika.
Setelah berfoto dan mendapatkan beberapa penjelasan, kami akhirnya melanjutkan perjalanan kami melewati kantor koran Pikiran Rakyat, lalu beristirahat sejenak di Gedung Merdeka. Walaupun memang rasanya capek, panas, dan lelah, tapi tetap saja saya nikmati karena menjalaninya bersama teman-teman. Saat kami akan berlanjut untuk melihat penjara soekarno, tak disangka kami semua ditraktir rujak oleh sekolah. Saya tentunya sangat senang, apalagi saya sangat suka sekali sama yang namanya bengkuang. Alhasil, setiap ada teman perempuan saya yang dirujaknya ada bengkuang, pasti langsung saya minta.
Sebelum sampai di penjara Soekarno, ternyata ada beberapa teman saya yang membeli sedikit jajanan dulu. Jadi, saya dan teman-teman yang tidak ikut jajan terpaksa menunggu mereka terlebih dahulu. Akhirnya kami sampai di penjara Soekarno. Penjaranya sanggat kecil saya tidak bisa membayangkan apa rasanya berada di dalam penjara tersebut. Setelah beberapa lama, kami melanjutkan perjalanan kami ke Kantor Pos. Disana, kami duduk-duduk sebentar sambil melihat koleksi perangko. Karena kebetulan itu sudah masuk jam makan siang, kami pergi menuju kantin yang ada di sana. Karena kebetulan salah satu orang tua murid bekerja di sana, jadi kami diperbolehkan masuk ke dalam. Setelah perut sudah terisi, kami melanjutkan perjalanan kami ke Masjid Raya Bandung.
Sebelum kami sholat di Masjid tersebut, kami berziarah terlebih dahulu ke makam bupati Bandung yang telah berjasa memindahkan Ibu Kota Propinsi Jawa Barat ke Bandung. Setelah kami selesai mendo’akan beliau kami kembali ke Masjid Raya Bandung untuk melaksanakan sholat Dzuhur. Ternyata, di perjalanan agak gerimis, tapi kami tetap terus berjalan sambil sedikit bercanda. Sesampainya kami di sana, kami mengambil wudhu dan melaksanakan sholat. Setelah itu kami bertemu dengan salah satu pengurus masjid dan dijelaskan sedikit tentang sejarah Masjid tersebut.
Salah satu keunggulan masjid tersebut adalah kita bisa menaiki menara Masjid itu sambil melihat seluruh kota Bandung. Kami mengantri untuk dapat menaiki lift, karena dalam satu lift hanya bisa untuk 10 orang. Pada giliran pertama 9 orang anak laki-laki naik bersama 1 orang guru. Setelah itu giliran saya dan teman-teman perempuan juga 3 orang guru. Tidak disangka, pada saat kami sampai dilantai teratas, kami dikagetkan oleh rombongan pertama. Beberapa orang diantara kami kaget, namun tidak dengan saya, karena mereka tidak terlalu terlihat oleh saya. Sekitar 20 menit berada di atas, kami pun turun dan akhirnya pulang.
(Felicetiani Safrida, murid kelas VIII SMP Bahtera)