Setelah mendengarkan penjelasan pengurus Masjid Raya Bandung, kita mau pergi ke menara mesjid yang tingginya 81 meter. Menaranya ada dua, tapi kita hanya menaiki salah satunya. Katanya dari situ kita bisa melihat waktu-waktu kapan masuk ramadhan, gerhana bulan dan gerhana matahari. Saya juga baru pertama kali naik ke menara itu.
Untuk sampai di tempat untuk naik ke menara kita semua harus berjalan melewati orang-orang yang sedang be...Baca selengkapnya...
Setelah selesai makan, aku disuruh Pak Budi merekam suasana di warung makan yang hangat itu atau lebih tepatnya panas. Oke, 1 2 3 action. Semua sibuk makan, Shadra sih sadar kamera. Aku nge shoot ka Tazkya yang lagi makan, aku sengaja soalnya ka Tazkya menghindar terus dari sorotan kamera. Tapi aku ga terlalu lama shootnya soalnya ka Tazkya kayak pingin nangis kan aku takut jadinya. Tak berapa lama ka Khaifa ambil alih kamera, ternyata dia mau ng...Baca selengkapnya...
Sekarang kita ke Masjid Agung dan melaksanakan shalat dzuhur. Kembali melewati jalanan yang ramai dan becek karena air hujan. Setelah sampai di mesjid kita disuruh menitipkan sepatu karena tempat itu sangat ramai. Setelah menitipkan sepatu kita pun masuk. Anak cowok dan cewek di pisahkan shalatnya tidak berjamaah. Waktu masuk aku bingung dimana bagian untuk laki-laki dan di mana bagian untuk perempuan karena semuanya terlihat bercampur-campur. Ja...Baca selengkapnya...
Capek euy, jalannya cukup mendaki. Kita berhenti di depan sebuah toko yang kayakya tempat penjualan mobil. Kita berhenti bukan untuk menguak sejarah toko itu tapi kita lagi menunggu sebagian anak yang jajan. Mana lama amat, sampai pegal-pegal kaki saya. Akhirnya setelah lumayan lama menunggu, mereka datang juga dan kita pun melajutkan perjalanan. Kita melewati sebuah mesjid yang bernama AL-IMTIZAJ. Mesjid itu ada nuansa cina nya juga, bangunannya...Baca selengkapnya...
Pada 1810 Gubernur Jenderal Daendels bersama bupati Wiranatakusumah II bertandang ke sebuah lokasi hutan yang akan dilewati jalur pembangunan Grote Postweg (Jalan Raya Pos). Sambil menancapkan tongkatnya Daendels berkata, “Usahakan saat aku datang lagi ke sini, sebuah kota sudah dibangun!”
Beberapa bulan kemudian, tepatnya pada 25 September 1810, Bupati Wiranatakusumah II mendapat SK (Surat Keputusan) pemindahan kota kabupaten ke w...Baca selengkapnya...
Pagi-pagi, kira-kira jam 7.30 kita sudah disuruh berkumpul di sekolah. Ternyata banyak juga yang tidak datang. Ada sekitar 9 orang yang tidak masuk, dari kelas tujuh ada empat orang yang dan sisanya dari kelas delapan. Sebelum berangkat Ustad Miftah bercerita sedikit di depan dan memimpin doa untuk kelancaran kegiatan. Dan saya yakin di ruangan itu ‘mungkin’ tidak ada satu orang pun yang tau kalo Ustad Miftah sedang berulang tahun.&nb...;Baca selengkapnya...
Selasa, 7 Mei 2013, aku berangkat pukul 06.15 dari rumah, untung saja aku tidak terlambat sampai ke sekolah. Pada pagi itu, sekolah sangat sepi tapi beruntung sudah ada beberapa teman-temanku di sana. Pak Ahsa memintaku dan teman-teman lainnya untuk masuk ke kelas tujuh karena akan ada penjelasan lebih lanjut tentang field trip ini. Sambil menunggu Pak Miftah dan teman-teman yang lainnya datang, aku menyimak penjelasan dari guru-guru sambil ...Baca selengkapnya...
Kamis, 7 Mei 2013, saya dan teman-teman Bahtera pergi mengelillingi pusat kota Bandung. Banyak bangunan bersejarah yang kami datangi. Sekarang saya akan menjelaskan tentang perjalanan kami di pusat Kota Bandung.
Pertama, kami pergi ke titik nol Kota Bandung. Dalam sejarah, Herman Willem Dandels membuat jalan raya yang pembangunannya dilakukan oleh rakyat pribumi yang dipimpin bupati daerahnya masing-masing.
Di Bandung pada 1808, Jalan Raya ...Baca selengkapnya...
Liburan kemarin, aku pergi ke Bogor ke rumah Nine dan Yangki, nenek kakekku. Aku, Mama, Papa, dan adik, serta Teh Leni: pembantuku, pergi siang-siang. Di jalan, kami berhenti di rest area KM 97. Di sana kami makan siang dan bermain sebentar di taman.
Setelah selesai makan siang dan bermain, kami melanjutkan perjalanan. Kami sampai ke Bogor sore hari. Di sana sudah ada sepupuku yang bernama Adisa, adiknya bernama Zahra, Mama Dea mamanya, ...Baca selengkapnya...
Hitungan delapan puluh lima tahun
sumpah pemuda bergema menggelora
dengan raga semangat
jiwa bertekad bulat
menggapai cita bersama
Tonggak itu adalah janji
bertanah air satu
berbangsa yang satu
berbahasa jua satu
Indonesia....
Tertanam dalam menyelimuti hati
sumpah pemuda...
tak kan kuingkari
(Agistni Wamillata Zahra, murid kelas 8 SMP Bahtera)
...Baca selengkapnya...
Pada 06-05-2024 lalu, aku menjalankan ujian nasional (UN) Sekolah Dasar. Soalnya tidak terlalu susah. Sebelum UN, Kakakku menantang. Kalau misalkan nilai UN aku mengalahkan kakakku aku akan tertawa. Sebaliknya, kalau nilai UN kakakku yang lebih tinggi, kakakku akan menertawakan aku.
Sebelum aku UN, aku bermimpi kalau nilaiku nantinya di atas kakakkku. Setelah beberapa hari aku menjalani UN, aku gelisah memikirkan hasilnya.
Pada 18-06-2013, ...Baca selengkapnya...
Murid-murid kelas 8 mewakili civitas SMP Bahtera menyerahkan bantuan untuk korban bencana alam yang terjadi di Indonesia. Hal ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap orang yang menderita akibat musibah alam.
Bantuan berupa pakaian dan sejumlah uang yang terkumpul dari sumbangan seluruh murid SMP Bahtera dan orangtua dititipkan melalui Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung. Penyerahannya berlangsung Jumat, 21 Februari 2014 di kanto...Baca selengkapnya...