Liburan kemarin, aku pergi ke Bogor ke rumah Nine dan Yangki, nenek kakekku. Aku, Mama, Papa, dan adik, serta Teh Leni: pembantuku, pergi siang-siang. Di jalan, kami berhenti di rest area KM 97. Di sana kami makan siang dan bermain sebentar di taman.
Setelah selesai makan siang dan bermain, kami melanjutkan perjalanan. Kami sampai ke Bogor sore hari. Di sana sudah ada sepupuku yang bernama Adisa, adiknya bernama Zahra, Mama Dea mamanya, dan Papa Dedi papanya yang baru saja pindah dari Surabaya ke rumah nenek. Baru saja sampai, aku sudah mengobrol dengan Adisa yang menceritakan tentang marmut kami yang ada di rumah nenek. Zahra langsung mengajak adikku bermain di lantai atas bersama Yangki.
Selesai mengobrol bersama Adisa, aku memberi salam pada Teh Lastri, Teh Ami, dan Teh Ani, pembantunya Nine dan Yangki. Lalu aku pergi ke atas untuk bertemu dengan Yangki dan mengobrol dengan Nine. Menjelang malam, kami makan bersama dan bertemu dengan Aang, Omku, dan tante Dinny, istrinya, beserta Kei, anaknya, sepupuku yang paling muda.
Hari sudah larut malam ketika mama menyuruh aku dan adik sikat gigi. Setelah sikat gigi, kami balapan ke lantai atas untuk mencari tempat tidur. Sepupuku sudah di atas, duduk di kasur ruang TV, menonton sambil memeluk Ipadnya. Aku duduk di sebelahnya dan berkata: tempat tidurku yang tengah. Ia mengangguk dan berkata tempat tidurnya yang ujung dekat dengan dinding. Adikku bergelantungan di kursi dengan Zahra lalu berlari ke kamar Nine yang berada tepat di belakang ruang TV. Zahra mengikuti di belakangnya.
Tak lama kemudian, Yangki datang dan bersantai di sebelahku. Adisa jadi sibuk bermain Facebook di Ipadnya. Karena tidak ada yang menonton, aku mengambil remote TV dan memindahkan channel ke Disney Channel. Jam 11 malam, Yangki bilang kita harus tidur karena besok akan ada acara lebaran.
Adisa mematikan TV, sementara aku pergi ke kamar Nine untuk mencari bantal. Di dalam kamar, adikku sedang tiduran, menikmati pijitan Nine di kasur bawah. Mama dan papaku yang kebagian satu kamar dengan Nine ada juga di dalam. Mamaku sedang tiduran di kasur atas, memainkan HP.
Papaku berdiri di tengah ruangan, memainkan hpnya juga. Aku melewati mereka berdua, lalu mendekati Nine yang memijit adikku sambil menonton TV yang ada di depan kasurnya. Aku berkata minta bantal sekaligus tukar bantal. Nine mengangguk dan mengangkat kepalanya agar aku bisa mengambil salah satu bantal dari tiga bantal di bawah kepalanya.
Kalau tidur nenekku memang harus memakai tiga bantal agar kepalanya tidak pusing. Aku mengambil bantal kesukaanku yang letaknya paling bawah, lalu menukarnya dengan bantal yang tidak terpakai dari kasur atas.
Setelah mendapatkan bantal, aku kembali ke ruang TV. Melempar bantal ke kasur tengah, lalu tiduran dengan kepala di atas bantal. Adisa tiduran di sebelahku dengan Ipad di tangan, ia memakai bantal yang ia beli sendiri. Yangki menyender di bantal sebelahku, menonton tinju. Aku memutuskan bergabung dengan Adisa dan membaca setiap FP di FB-nya.
Setengah jam kemudian, Yangki mematikan TV dan mematikan lampu. Tanda kita benar-benar harus tidur. Adisa menutup Ipadnya lalu menaruhnya di atas sofa yang mengelilingi tempat tidur. Aku berdiri lalu mengibas-ngibaskan selimut agar rapi dan menariknya menutupi tubuhku sampai ke bahu. Adia memilih tidur tanpa selimut, ia menekuk kakinya lalu berbicara padaku sebentar. Tapi setelah itu kita langsung tidur.
Keesokan paginya, kami dibangunkan dan disuruh mandi. Kami mandi berdua dan pergi ke mama masing-masing untuk memakai baju lebaran kami. Aku pergi ke kamar Nine, Adisa pergi ke kamar mamanya di lantai bawah. Setelah selesai memakai baju, Adisa naik ke atas, menghampiriku dan berkata sudah ada beberapa tamu di bawah. Kami turun ke bawah untuk melihat siapa yang datang. Aku melihat tenda yang baru terpasang dan mendengar perbincangan rencana memakan makanan yang akan dimakan.
Waktu berjalan cepat, semua tamu berdatangan tanpa henti. Aku dan Adisa bersalaman dengan para tamu lalu mengambil baso dan memakannya. Adisa bilang dia masih lapar, aku mengangguk dan mengajaknya mengambil Ribbs: kentang rebus dengan kulitnya dan daging sapi seperti steak yang dipotong-potong.
Kami berdua menghabiskan Ribbs kami lalu berkeliling mencari sepupu jauh kami. Setelah menemukannya kami berkeliling lagi. Aku merasa panas. Jadi aku mengajak Adisa mengambil nasi liwet dan membawa ke atas, makan di bawah AC. Di atas ternyata sudah ada mama, adikku dan Zahra yang sedang menonton TV.
Beberapa jam telah berlalu, acara selesai. Kami berganti baju, bermain, makan malam kemudian pergi tidur. Keesokan sorenya kami berpamitan dan pulang ke rumah.
(Freishya Manayra, murid kelas 7 SMP Bahtera)