Kamis, 7 Mei 2013, saya dan teman-teman Bahtera pergi mengelillingi pusat kota Bandung. Banyak bangunan bersejarah yang kami datangi. Sekarang saya akan menjelaskan tentang perjalanan kami di pusat Kota Bandung.
Pertama, kami pergi ke titik nol Kota Bandung. Dalam sejarah, Herman Willem Dandels membuat jalan raya yang pembangunannya dilakukan oleh rakyat pribumi yang dipimpin bupati daerahnya masing-masing.
Di Bandung pada 1808, Jalan Raya Pos mulai dibangun dengan memperbaiki dan memperlebar jalan Raya Pos yg sekarang dikenal dengan Jl Sudirman, Asia- Afrika sebagai pusat Kota, Jl Ahmad Yani dan kemudian berlanjut ke daerah Sumedang.
Untuk Memperlancar Pembagunan tersebut Daedles melalui surat tanggal 25 Mei 1810 meminta Bupati Bandung dan Bupati Parakanmuncang untuk memindahkan ibukota kabupaten, masing-masing ke daerah Cikapundung dan Andawadak (Tanjungsari), mendekati Jalan Raya Pos.
Jauh sebelum surat tersebut Keluar, Bupati Bandung sudah merencanakan untuk memindahkan Kabupaten Bandung bahkan sudah mempunyai letak yang cukup strategis untuk dijadikan sebagai Ibu Kota Pemerintahan yang letaknya sendiri di sebelah selatan Jalan Pos yang sedang di bangun dan sekarang merupakan Pusat Kota Bandung.
Berapa lama Kota Bandung dibangun sendiri tidak diketahui pasti berapa lamanya. Akan Tetapi perlu Homiers ketahui bahwa Pembangunan Kota Bangun bukan Merupakan Prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu langsung dipimpin oleh bupatinya sendiri, R.A.Wiranatakusumah II yang merupakan pendiri (the founding father) kota Bandung. Kota Bandung diresmikan sebagai ibukota baru Kabupaten Bandung dengan surat keputusan tanggal 25 September 1810.
Selanjutnya, kami pergi ke hotel Savoy Homann yang tepat di depan titik nol kota Bandung. Hotel ini adalah hotel bersejarah yang sebagian ba-han bagunannya terbuat dari kayu. Di depan halaman hotel ini, dibuat tugu yang bertulis-kan Dasasila Bandung. Hotel ini pernah didatangi oleh orang-orang terkenal yang fenomenal salah satunya adalah Charlie Chaplin. Selain Charlie Chaplin, Ir Soekarno juga pernah menginap di Hotel ini. Di depan hotel ini juga, terdapat mesin pencetak pertama di Indonesia. Yang di bangun sekkitar abad 20.
Sesudah ke Hotel Savoy Homan kami pergi ke gedung Asia Afrika dan melihat dari luar saja. Gedung ini juga adalah gedung bersejarah yang pernah di laksanakannya Konferensi Asia Afrika. Kemudian kami pergi ziarah ke makam R.A.Wiranatakusumah II.
Selesai berziarah, kami melanjutkan perjalanan ke kantor pos dan sekalian makan siang. Ketika selesai makan, kami pergi ke tujuan terakhir, yaitu Mesjid Raya Bandung.
Di mesjid ini kami bertemu dengan seseorang yang menceritakan sejarah mesjid ini dengan ringkas dan berfoto bersaamanya. Kemudian kami di izinkan untuk naik menara yang setinggi 99 meter. Di menara ini kami bisa melihat suasana kota Bandung. Selesai ke menara, kami pun pulang ke sekolah.
(Muhammad Ali Abdurrahman, murid kelas VII SMP Bahtera)