Alhamdulillah Jinan telah menyelesaikan pertandingannya (Portue Bandung Championship 2023) di babak final, walau pun hanya medali perak, saya sangat bersyukur.
Pada pertandingan kali ini, terlihat berbagai kecurangan wasit di berbagai partai. Hal ini pun dialami oleh Jinan, anak saya.
Seperti terlihat pada video, beberapa pukulan dan tendangan Jinan telak mengenai body protector pada tunuh lawan, tetapi scorenya di ronde pertama tetap nol.
Tetapi ketika tendangan lawan berhasil ditangkis, score lawan berubah. Sementara Jinan scorenya tetap nol di ronde pertama.
Pada ronde berikutnya, lawan memukul leher Jinan, jelas pelanggaran, tetapi tidak ada pengurangan score pada lawan. Berbeda ketika Jinan tanpa sengaja memukul leher lawan, score jinan dipotong hingga nol. Bahkan sempat minus 1.
Hal seperti ini pun, dialami pula oleh salah seorang teman Jinan. Seluruh pukulan dan tendangannya, sama sekali tidak mengubah score, tetap 0. Event besar yang sangat tidak fair dan tidak menjunjung sportifitas, seperti yang sering mereka gaung-gaungkan.
Usai pertandingan, saya mencari Jinan. Saya tahu ia sangat terpukul. Dan benar saja, ia sempat menghindar dan mencari tempat sembunyi.
Saat saya memergokinya, Jinan berkata, "Ayah, maaf, Jinan cuma bawa medali perak!"
"Ga apa-apa. Ayah bangga dengan kamu yang berani maju mendekati lawan. Kamu udah berjuang maksimal. Itu sudah cukup buat ayah," jawabku.
Tugas kita sebagai orang tua bukanlah untuk menjadikan anak-anak kita sebagai pencetak emas, tetapi menjadikan mereka juara sejati. Yakni mereka yang tidak takut menghadapi berbagai permasalahan hidup. Mereka yang tidak mudah menyerah di saat menghadapi kegagalan. Mereka yang bangkit ketika terjatuh. Mereka yang berhasil mengalahkan lawan terbesarnya, dirinya sendiri. ***
karya: Ki Akbar Kuspriadi (ayahanda Jinan, murid kelas 7 SMP Bahtera Bandung)
Kommentare