home_tegal Home

Kumpulan Puisi untuk Lomba Baca Puisi

Diposting pada: 2024-10-31, oleh : Administrator, Kategori: Kabar Bahtera

SMP Bahtera mempersembahkan Bahtera Futsal and Art Competition dengan menyelenggarakan perlombaan tingkat pelajar SD se-Bandung Raya. Adapun lomba-lomba yang diselenggarakan diantaranya lomba futsal, menggambar, menyanyi dan baca puisi. Inilah kumpulan puisi yang akan dibacakan dalam perlombaan membaca puisi tingkat pelajar SD se-Bandung Raya :

Indonesia Tercinta

Pengarang: Fida Salma

Indonesia.......

negara yang makmur

negara yang bersatu

dengan keragaman budaya di setiap suku

 

Kuberikan yang terbaik untukmu

Indonesia...

penuh dengan kekayaan alam

yang melimpah

 

terlalu indah untuk dilukiskan indahnya ibu pertiwi

pantai Kuta dan Sanur di Bali

Taman Mini Indonesia Indah

mengangkat indahnya ibu pertiwi

 

Indonesia ku yang kucinta

walaupun pernah di jajah Belanda

aku akan tetap cinta Indonesia

Indonesia merdeka

 

Ibu

Pengarang: Rahmadani Dewi S

bu...

apa kabar

baik-baik sajakah kau

tentu sehat slalu

 

ibu...

jeritku,tangisku,rintihku

terhapus mendengar kata

ibu...

 

ibu...

kau lelah demiku

kau buang semua tenagamu

demi aku

 

ibu...

kau bagaikan sehelai kapas

yang sanggup membawaku

terbang dengan tenang

 

ibu...

aku beruntung memiliki engkau

terima kasihku ku ucapkan

air mata menitik di pipiku

 

Tangis Anak

Pengarang: Widodo Judarwanto

 

Tangis Anak Bukan Sekedar Jeritan

Tangis Anak Adalah Ketidak Berdayaan Jiwa Mengungkapkan Dahaga

Adalah Ketidakmampuan Raga Menggapai Asa

Adalah Ketidakbisaan Tubuh Mengekspresikan Rasa

 

Tangis Anak Bukan Sekedar Kebisingan

Jangan Disikapi Kesal, Ketika Letih Mendera

Jangan Dianggap Beban, Ketika Peluh Bercucuran

Jangan Direspon Amarah, Ketika Emosi Melanda

Jangan Biarkan, Tangis Anak Adalah Saatnya Kelembutan Menyentuh Jiwanya

 

Tangis Anak Bukan Sekedar Keberisikan

Tangis Anak Adalah Kepolosan Yang Tidak Bisa Dipungkiri

Jangan Anggap Hanya Karena Bau Tangan

Jangan Anggap Hanya Biangnya Kecengengan

Jangan Anggap Hanya Karena Latihan Fisik Paru-Paru

Jangan Biarkan, Tangis Anak Adalah Waktunya Belaian Sayang Merambah Tubuhnya

 

Tangis Anak Bukan Sekedar Kegaduhan

Bila Tangis Anak Memekakkan Gendang Telinga

Segera Tunda Apapun Gerak Yang Kamu Lakukan

Segera Henti Apapun Nikmat Yang Kamu Alami

Segera Akhiri Apapun Kepentingan Duniawi Yang Kamu Tunaikan

Jangan Biarkan, Tangis Anak Adalah Waktunya Perhatian Segera Ditumpahkan

 

Tangis Anak Bukan Sekedar Lengkingan

 

Tangis Anak Adalah Kejujuran Alami Yang Tidak Bisa Dibohongi

Suara Itu Adalah Saatnya Dahaga Harus Dibasahi

Desahan Itu Adalah Waktunya Dekapan Hangat Diberikan

Teriakan Itu Adalah Saatnya Kenyamanan Harus Terpenuhi

 

Tangis Anak Adalah Hak Anak Yang Paling Sederhana

Bila Kamu Pungkiri,

Bagaimana Mungkin Kamu Bisa Memenuhi Hak Anak Lainnya

 

Semangat

Pengarang: Kidung Kinanti

 

Sudah berkali-kali berusaha

Sudah berkali-kali mencoba

Sudah berkali-kali berjanji..

Akan membanggakan orangtua

 

Namun.. Apa hasilnya?

Nihil.. Semua itu sia-sia

Perjuangan itu tak berguna

Kau tak menepati janjimu

 

Walau begitu..

Jangan hilangkan senyum di wajahmu

Jangan hilangkan semangatmu untuk terus berusaha Kalau kau menyerah..

Kau adalah Si Pengecut..

 

Tetaplah semangat, Teman..

Tetaplah berdoa dan berusaha

Yakinkan pada dirimu..

Bahwa kau bisa

Semangat, Teman!

 

Wanita Paling Mulia

Pengarang: Dwiyasti Fachrunnisa Suherman

 

Kau wanita Paling Mulia

Dimuka Bumi ini

Walau engkau tak ada lagi

tak ada yang bisa menggantikanmu

 

Bunda,engkaulah Wanita yang Mulia itu

Yang telah melahirkanku ke muka bumi

Yang telah membesarkan ku

Yang juga telah merawatku dengan sabar

 

Sungguh ...,

Bila kau tak ada aku sangat kehilangan

seorang wanita mulia yang kusayangi

Dan menyayangiku pula

 

Bunda ...,

Kau memang Wanita Mulia,Bunda

Surga-lah tempat yang pantas kau dapat

atas semua yang kau berikan padaku

 

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

 

Pengarang: Gabriel Sianipar

 

Pahlawan tanpa tanda jasa

Ialah Guru

Yang mendidik ku

Yang membekali ku ilmu

Dengan tulus dan sabar

 

Senyummu memberikan semangat untuk kami

Menyongsong masa depan yang lebih baik

Setitik peluhmu

Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar

Untuk murid-muridnya

 

Terima kasih Guru

Perjuanganmu sangat berarti bagiku

Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini

Akan selalu ku panjatkan doa untukmu

Terimakasih Guruku

 

Aku Pasti Bisa!

Pengarang: Ratrya Khansa Amira

 

Saat ku menyerah

Aku coba sampai bisa

Saat ku putus asa

Aku coba berlatih keras

 

Saat aku kebingungan

Kucoba untuk bertanya

Saat aku bersemangat

Semangatku menyala nyala

 

Kucoba semua

Demi masa depanku

Hasilnya tak terkira

Aku bisa!

 

Aku bisa

kalau aku berusaha

Apapun yang terjadi,

aku pasti bisa!

 

Bangunlah

Pengarang: Anonim

 

Di tengah gemerlapan cahaya

Diantara tarian-tarian malam

Mereka terlena dan lupa

Atau sengaja lupa akan budaya bangasa

 

Tertutup oleh pesona luar

Yang bukan milik kita

Wahai ………..anak bangsa

Dengar……… dengarkanlah

Sisihkan hati untuk negeri ini

 

Cintailah budaya sendiri

Sebenarnya kita punya banyak pesona

Pesona yang dapat dibanggakan

Inilah budaya daerah, budaya bangsa

 

Wahai…….bangsaku

Bangunlah dari tidur lelapmu

Hapuskanlah dari mimpi-mimpi kosongmu

 

Berjuanglah !

Jangan biarkan budaya dicuri negeri orang

Ia butuh perhatian

‘tuk diperjuangkan dan dilestarikan

Agar tetap jadi milik bangsa

 

Bangsa yang besar

Bangsa indonesia

 

Isi Hati Seorang Perindu Ibu

Pengarang: Mena Larasati

 

Ibu…

Sedikit pun tak kuelak akan kepergianmu

Dan sedikit pun tak kusesali kehilanganmu

Hanya saja aku selalu menangisi

 

Kenapa ketika aku tersungkur dalam luka,

dan kau membelai manja

aku tak merasa???

 

Kenapa ketika aku terjatuh pada celaka,

dan kau memeluk mesra

aku tak merasa???

 

Kenapa ketika aku lelah pada masalah,

dan kau mengusap gelisah dengan sejuta kasih

aku tak merasa???

 

Kini aku hilang mimpi

menjadikanku gila diri

 

Kini aku melenggang sepi

menjadikanku mati

 

Kini aku melangkah sunyi

menjadikanku terbalut misteri

 

Dan kini, aku sadar tanpamu aku hilang pegangan

Bimbangku dalam pandangan depan

Raguku pada jejak kaki yang samar dalam harapan

Lelahku pada akhir penantian sebuah jawaban

 

Biarlah dan sudahlah maka lupakanlah resah

 

Disini, diantara keramaian kota yang menenggelamkanku pada kepalsuan sebuah janji

Aku tetap tegar berdiri

Aku terus saja bernyanyi

Dan tiada hentiku menari-nari walau sendiri

Untuk melawan rindu yang kerap menghampiri

 

Ibu….Kasihmu kan selamanya kudekap

Dalam balutan sekuntum mawar doa, kuselip namamu

Merajut benang sutra

Esok dan selamanya…aku pasti kan menggenggam cintaNYA

Maafkan aku yang sesekali masih ragu dalam lugu.

 

Tepian Kota Mati, 290709//17.00

 

Buat Ibu Tercinta

Pengarang: Anonim

 

Ibu,

kala aku beranjak dewasa,

kala aku membutuhkan tempat bertanya,

kenapa Ibu pergi?

 

Ibu,

ibu tahu tidak kalau aku sedih?

ibu tahu tidak kalau aku takut?

tapi kenapa Ibu pergi?

 

Ibu,

bicara dong, kenapa cuma diam saja?

memang beban ini cuma milikku saja?

 

Ibu,

kalau memang begitu adanya,

doakan aku supaya kuat,

doakan aku supaya bijak

dan tidak terinjak-injak…

 

Dari putrimu

yang sangat menyayangi,

merindukan,

dan membutuhkanmu….

 

Petualang Kecil

Pengarang: Anonim

 

Jalan merayap, jalan merangkak

Berdiri tegap, berbadan kuat

Melewati belantara terjal pegunungan

Menemani nuansa riuh berkicaunya burung

 

Mengalahkan kejamnya tantangan alam

Sang petualang kecil bertoreh keberanian

Tak pernah takut ataupun sirna

Melawan kesegala mara bahaya

 

Yang bermunculan di jalanan

Dan bila haus mendahagakan

Mengeringkerontangkan tenggorokan

Kau tetap menggeliat

Mencari timbunan asamu yang masih terpendam


Print BeritaPrint PDFPDF

Berita Lainnya :

Tinggalkan Komentar


Nama *
Email * Tidak akan diterbitkan
Url  masukkan tanpa Http:// contoh :www.m-edukasi.web.id
Komentar *
 Masukkan kode diatas
 

Ada 0 komentar untuk berita ini