top of page

Wisuda, Ajang Tampil Kelas Minat


Pagi itu Nadia dan Kira, dua pembawa acara atawa MC tampil dengan ceria. Mereka menyoroti penampilan grup musik angklung yang baru turun panggung.


"Kita culik satu personilnya," kata Nadia.


"Nah, kita sudah dapat nih hadirin."


"Mirza, berapa lama persiapan untuk pertunjukan tadi?"


"Satu minggu."


"Hah, satu minggu? Jadi kalian datang setiap hari ke sekolah hanya untuk latihan?"


"Iya, Kak."


"Aku kira untuk ketemu sama aku."


Hadirin tersenyum menyaksikan percakapan sang pembawa acara dengan salah seorang pemain musik angklung yang bernama Mirza. Yang mereka tanya senyum malu-malu, digoda kakak kelasnya itu.


Pada penampilan selanjutnya, Kira memberi pengantar pada grup yang akan tampil. Berupa kolaborasi antara seni degung, menyanyi, dan tari. Grup yang terdiri dari para wisudawan. Persembahan terakhir para murid yang akan meninggalkan sekolah mereka.


Dalam wisuda yang berlangsung dari pagi, mereka menjalani serangkaian acara. Satu di antaranya prosesi sungkeman. Para murid menyongsong ayah dan ibu yang duduk di kursi. Mereka menyalami dengan penuh rasa hormat. Mengucapkan terima kasih atas bimbingan dan kasih sayang yang mereka curahkan.


Mereka lantas meminta maaf atas segala khilaf dan kesalahan yang telah diperbuat. Sebagai ungkapan rasa penghormatan yang dalam pada orang tua, mereka membasuh kaki dengan air mawar. Ungkapan ini melambangkan rasa penghormatan sebagai anak kepada ayah dan ibu.


Prosesi sungkem disambung dengan persembahan bagi guru. Para murid yang telah jadi alumni itu ingin mengungkapkan rasa terima kasih pada bapak dan ibu guru. Bapak dan ibu yang telah mencurahkan segenap pikiran, tenaga, dan ilmu yang mereka miliki.


Tampil ke depan dua orang perwakilan alumni, Arash dan Fatimah. Mereka bergantian mengucapkan terima kasih kepada para guru yang diwakili oleh Pak Ahmad Sahidin dan Ibu Sri Rejeki. Pada bagian akhir, mereka secara simbolis menyerahkan kenang-kenangan bagi figur-figur yang telah berjasa. Mendidik mereka selama menjadi murid di SMP Bahtera.


Rangkaian terakhir dari prosesi wisuda diisi dengan panggung kreasi seni. Beragam persembahan disajikan oleh para siswa. Tak ketinggalan, para orang tua dan guru menampilkan kreasi seni yang mereka tujukan bagi para murid yang mereka cintai.


Kelas Minat

Kreasi musik angklung dan seni tari yang dipadukan dengan seni tarik suara dan seni degung seperti yang diulas di awal tulisan ini, seakan menjadi ruh acara wisuda. Pertunjukan kesenian yang tidak saja menghibur, namun menghidupkan acara yang terkesan formal dan kaku, sebagaimana wisuda.


Terdapat beragam hal dibalik pengemasan acara sehingga tersaji dengan menarik tersebut. Satu di antaranya terkait pelajaran seni.


SMP Bahtera Bandung memberikan mata pelajaran kesenian dalam dua jenis, intra dan ekstra kurikuler. Jenis pertama merupakan mata pelajaran yang telah ditentukan sebagai muatan kurikulum. Sedangkan jenis yang kedua merupakan mata pelajaran yang diselenggarakan sebagai muatan pelajaran khas yang diberikan di sekolah.


Untuk itu, sekolah memberikan jenis mata pelajaran kesenian yang beragam. Seni musik angklung dan degung, serta tari dan tarik suara dipilih sekolah berdasar pada minat para murid. Di SMP Bahtera, hal ini disebut Kelas Minat. Di luar keduanya, terdapat beberapa kelas yang lain.


Kelas minat diberikan satu kali dalam seminggu. Di sekolah kami, kelas ini diadakan setiap hari Rabu. Khusus di hari ini setiap murid belajar sesuai minat mereka. Belajar sesuai bidang dengan dibimbing guru yang ditugaskan sekolah. Guru-guru dari dalam dan luar lingkungan sekolah.


Kelincahan Nadia dan Kira dalam memandu acara wisuda hari itu tidak terlepas dari program kelas minat tersebut. Nadia pandai tampil di depan umum, mampu berkomunikasi dengan baik. Begitu pula dengan rekannya, Kira. Keduanya membawa hadirin dalam dinamika suasana wisuda yang khidmat dan formal. Pada saat yang sama, hadirin dibawa pada suasana panggung pentas seni yang meriah, menarik, dan enak ditonton. ***


Ditulis oleh IWAN SETIAWAN, Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Bahtera Bandung.

Tulisan ini pernah dimuat pada Kompasiana.com




Comments


bottom of page